Kamis, 15 Desember 2016

Sosialisasi Implementasi Kembali Ke Khittah Pendidikan

Salam Sejahtera,

Sahabat para pendidik yang super, semoga sahabat semua dalam kondisi yang prima, sehat jasmani, rohani dan penuh dengan kebahagiaan. Semoga juga, semua anak-anak negeri ini juga sehat jasmani dan rohani dan bahagia. Dengan kondisi yang baik ini, pekerjaan para sahabat sebagai seorang pendidik menjadi "Garda Terdepan" dalam meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan, pengetahuan, dan keterampilan dapat berjalan dengan baik.

Di Lombok Utara, dalam upaya untuk mengelola pendidikan supaya dapat mencapai tujuan pendidikan melalui suatu proses pendidikan yang sesuai dengan peraturan-peraturan tentang pendidikan yang ada di negeri ini, dibuat suatu Gerakan, yang disebut dengan "Gerakan Kembali Ke Khittah Penddikan di Kabupaten Lombok Utara". Gerakan ini sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Tim Pengembang Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan Kabupaten Lombok Utara, M. Najib, M.Pd pada kegiatan Sosialisai Implementasi Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan di Kabupaten Lombok Utara, di Medana Bay Marina Hotel, Tanjung, tanggal, 15 Desember 2016 dilatarbelakangi oleh fenomena-fenomena tentang berbagai kekerasan di dunia pendidikan, baik fisik, psikologi, maupun seksual. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa Gerakan ini bertujuan membentengi anak-anak didik di Lombok Utara dari pengaruh global seperti interaksi dari dunia pariwisata maupun media sosial. Gerakan ini membantu para pelaku pendidikan di Gumi Tioq Tata Tunaq ini, selalu berpedoma pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 20, tahun 2003, tentang Sistem Pendidkan Nasional, dimana termuat tujuan pendidikan. Dalam berbagai peraturan ini selalu dikedepankan bahwa tujuan pendidiian adalah menuju manuisa Indonesia yang beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada implementasi gerakan ini di satuan pendidikan di Lombok Utara, setiap satuan pendidikan di Lombok Utara, baik PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dibekali dengan buku Panduan Gerakan Kembali Ke Khittah di PAUD, Sekolah, dan Madrasah. Di samping buku tersebut, satuan pendidikan juga menerima Buku Kecakapan Minimal Peserta Didik. Dalam kedua dokumen tersebut, bentuk-bentuk implementasi dari Kembali Ke Khittah Penddikan diuraikan secara sederhana. Kedua dokumen tersebut telah disusun oleh tim dengan segenap kemampuan yang ada. Tetapi tentu ketidaksempurnaan ada dalam keduanya. Untuk itu tim secara terbuka menerima saran perbaikan sehingga kedua dokumen tersebut menjadi acuan yang sahid dalam melakukan kegiatan implementasi program-program sekolah. Kritik dan saran dapat dikirim ke:

1. e-Mail:  khittahpendidikan@gmail.com
2. Blog:  khittahpendidikan.blogspot.co.id
3. Facebook:  Kembali Ke Khittah Pendidikan
4. Sekretariat:  
Dinas Dikbudpora Lombok Utara
Jl. Gangga-Bayan, Gangga, Tanjung, Lombok Utara
Kode Pos 83353
Nusa Tenggara Barat

Sosialisasi Implementasi Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan pada tanggal 15 Desember 2016 di Medana Bay Marina Hotel dibuka oleh Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara, Drs. H. Suardi, MH. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan di Lombok Utara merupakan gerakan yang penting dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kabupaten tercinta ini. Kegiatan implementasi ini merupakan tindakan untuk menuntun pendidikan dalam mengelola pendidikan kepada moral spiritual. Dari implementasi ini nantinya diharapkan tindakan harus berkorelasi sikap moral dan spiritual serta pengetahuan. Sehingga, lebih lanjut beliau mengatakan, segala bentuk tindakan kita menjadi ibadah sehingga bermanfaat bagi orang lain. Pada akhir sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan harus dilakukan dengan AKUR.Dengan uraian sebagai berikut::
  • A = Arah.
    Dengan arah yang jelas, maka tujuan diyakini dapat digapai.
  • K = Kemauan.
    Ada kemauan dalam meksanakan program-program yang telah direncanakan secara ikhlas.
  • U = Usaha.
    Terdapat berbagai kegiatan nyata dalam merealisasikan program-program yang ada.
  • R = Rapor.
    Seluruh bentuk kegiatan pada akhirnya akan menjadi rapor dalam melaksanakan program-program.

Sosialisasi ini diikuti oleh kurang lebih 250 orang yang terdiri dari berbagai elemen. Guru dari tingkat PAUD, SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA dan SMK beserta kepala sekolah di seluruh kabupaten Lombok Utara menghadiri kegiatan ini. Disamping itu, Kepala UPTD dikbudpora se-Lombok Utara, pejabat eselon III dan IV di Dikbudpora, Pengawas sekolah dan Madrasah serta elemen dari Dewan Pendidikan menjadi peserta kegiatan. Berbagai elemen ini diharapkan dapat men-sosialisasikan ke berbagai elemen masyarakt di Lombok Utara. Ini dimaksudkan untuk membumikan Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidkan di Kabupaten Lombok Utara sehingga seluruh masyarakat dapat memberikan kontribusi dalam berbagai bentuknya, Meningkatkan Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Respon dari peserta kegiatan sosialisai cukup positif. Mereka beringinan untuk mengetahui lebih jauh tentang langkah-langkah pengimplementasi dari gerakan ini. Disamping itu peserta meminta untuk diadakan satu kegiatan berupa woekshop. Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Lombok Utara, M. Najib, M.Pd mengapresiasi respon seluruh peserta. Beliau dalam mengakhiri kegiatan menyampaikan bahwa kita di Lombok Utara ini berbeda tetapi dalam satu kesatuan. Beliau mengajak seluruh peserta untuk secara ikhlas menjalankan Gerakan ini untuk mewujudkan Lombok Utara yang lebih baik.

Selasa, 06 Desember 2016

Profesi Pendidik

Salam Sejahtera,

Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan bahagia. Tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada kita dapat direalisasikan dengan baik bila kondisi tersebut diatas terjadi pada kita. Untuk para sahabat yang tidak seberuntung kita saat ini, mereka-mereka yang kurang sehat, kurang bahagia, semoga mereka lekas sembuh, dan yang belum memperoleh kebahagiaan, memperoleh kebahagiaan yang mereka inginkan. Pada postingan ini saya ingin berbagi tentang sesuatu yang sering sekali bersinggungan dengan hidup dan kehidupan kita dalam berbagai sisinya, yaitu GURU.

Guru adalah sebuah label yang dilekatkan kepada seorang individu yang melakukan kegiatan mengajar siswa di suatu sekolah supaya siswa ini menjadi orang yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik. Itulah kira-kira gambaran yang sering dimaknai oleh sebagian besar masyarakat tentang guru. Sangat sederhana memang. Pemberian deskripsi guru yang sederhana ini semoga bisa menjadi landasan dasar bagi setiap insan yang melakoni peran sebagai seorang guru. Saya pikir walaupun gambaran ini sederhana, bila seorang memiliki komitmen untuk menunaiikan perannya sebagai seorang guru, maka mungkin harapan segenap elemen masyarakat negeri tercinta ini, manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat terwujud seiring waktu untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang Nomor 14, tahun 2005, tentang Guru dan Dosen pada BAB I, Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat 1, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, tentang Guru, pada BAB I, Pasal 1, ayat 1, definisi, tugas, peran, dan tanggungjawab guru diuraikan sebagai berikut:

"Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah."

Mengingat begitu pentingnya kontribusi guru dalam membentuk wajah dan masa depan bangsa, pemerintah mensyaratkan berbagai kompetensi yang dibutuhkan bagi seseorang untuk dapat menjadi seorang guru. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Kompetensi Pedagogik
  2. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
  3. Kompetensi Kepribadian
  4. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
  5. Kompetensi Profesional
  6. Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
  7. Kompetensi Sosial
  8. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Untuk memahami lebih mendalam tentang esensi seorang Guru,dan peran-peran yang dilakoni oleh seorang guru di satuan pendidikan, sahabat dapat membaca Peraturan Menteri Pneidikan Nasional Nomor 16, tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Permendiknas Nomor 17, tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru Bimbingan Konseling, Permendiknas Nomor 12, tahun 2007, Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, Permendiknas Nomor 13, tahun 2007, tentang standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah. Peraturan-peratuan ini mengalmi perubahan-perubahan pembenahan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di negeri Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Kerta Raharja.

Yang mendasar, menurut saya, yang wajib dilakukan guru saat ini adalah membantu generasi penerus bangsa dan negara ini untuk memiliki sikap sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang. Dengan kompetensi manajeman hati, moral dan spiritual yang baik, setiap anak-anak negeri ini diharapkan dapat berkompetisi dalam dunia global. Berbagai hal yang berkaitan dengan Tenaga Pendidik dan Kependidikan saat ini dapat dilihat di Dirjen GTK Kemdikbud

"Sahabat, Selamat Bekerja"

Jumat, 23 September 2016

Penumbuhan Literasi Sekolah Melalui Majalah dinding dan Majalah Online.





MALIN (Majalah Online) adalah nama majalah sekolah SMP Negeri 3 Tanjung,Lombok Utara merupakan sebuah ekskul Jurnalistik dan mading di sekolah ini.

Kamis, 22 September 2016

Aku Malu Pada Orangtua Muridku.



 
https://budiuzie.wordpress.com
Seperti hari-hari sebelumnya setiap pagi aku menunggumu di gerbang sekolah ini.Aku sadari murid-muridku berharap sesampai digerbang sekolah ada yang menunggu dengan  secercah senyuman yang menyambut kedatangannya.Aku sudah terbiasa digerbang sekolah itu , dengan ramah menyambut setiap siswa yang datang dan menyapa mereka dengan tulus menurutku. Dengan senyum itu seolah-olah  telah terbayar lelah para siswa yang sebelumnya bersiap-siap berkejaran dengan waktu dari rumah sampai ke sekolah. Kehadiranku sebagai penunggu gerbang itu, memberikan pengaruh yang besar secara psikologis bagi muridku,bahwa usaha mereka sejak malam hari belajar dan mempersiapkan jadwal pelajaran kemudian bangun pagi-pagi mandi, makan dan sebagainya, terbayar sudah.

Sungkeman Dihari Pertama Sebuah Bentuk Komitmen Awal Siswa Dengan Orangtua dan Sekolah.



Peserta didik dan orangtua wali dihari pertama sekolah
1.      Sungkeman
Sungkeman sering dilakukan pada acara-acara seperti perpisahan,lebaran, dan kegiatan yang dilakukan anak terhadap orangtuanya,namun ada juga yang melakukannya diluar waktu-waktu itu tujuannya untuk meminta maaf atas prilaku kurang menyenangkan yang dilakukan maupun mengharapkan doa dari orang yang disungkem.