Sabtu, 02 Juni 2018

Menjadi Guru Lelah ? Bersyukurlah.

Bersyukurlah

Hampir semua orang yang bekerja tentunya wajar merasa lelah. Rasa lelah bahkan tidak dapat didefinisikan begitu saja karena mencakup begitu banyak makna di dalamnya. Seorang yang bekerja mungkin merasa lelah disebabkan oleh begitu banyak tekanan yang ia rasakan dalam menyelesaikan segala tugas-tugas pekerjaannya. Seorang guru misalnya mempunyai tugas tanggungjawab sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai administrator, guru sebagai perencana, guru sebagai pelaksa pengajaran dan masih banyak lagi tugas guru yang lain. Layak untuk direnungkan, tidak ada profesi yang paling mulia di muka bumi ini selain menjadi guru. Profesi guru merupakan profesi yang mulia. Namun, tak akan mungkin kemuliaan dan kelelahan seorang guru bisa diperoleh tanpa sikap profesionalisme dan rasa syukur dalam diri mereka sendiri.

Jika sebagai seorang guru harus bekerja keras,membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter),memberikan bimbingan kepada murid,melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar ,pekerjaan itu tidak mungkin bisa dilakukan di sekolah terkadang keluarga terabaikan. Maka syukurilah kelelahan itu. Karena ada banyak individu-individu di sana yang hanya bisa merenung, meratapi nasibnya yang pengangguran. Menurut saya lelah itu kodrati .Tidak boleh kita bermalas-malasan dengan alasan nanti lelah atau takut lelah. Justru lelah itu pertanda kita masih diberi kesempatan hidup. Memotivasi diri untuk menghadapi kelelahan,diantaranya :

Pertama, syukuri karena lelah itu menghasilkan. Perlu orientasi hasil jangan sekedar uang. Maknai hasil dengan bisa mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

 Kedua, Syukuri dan jangan mengeluh. Keluhan akan membuat lelah menjadi kelelahan  dan merusak pikiran serta hati.Kalau mau mengeluh kita tidak perlu harus belajar lebih 16 tahun untuk menjadi guru.

Ketiga, Syukuri karena Allah telah menghantarkan kita menjadi seorang guru.Tak ada alasan bagi seorang guru untuk tidak bersyukur kepada Allah. Sebanyak apa pun ibadah yang dilakukan, tak akan sebanding dengan nikmat dan karunia yang telah diterima dari Allah, karena hakikat dari ibadah, sebagai ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada TuhanNya.

Marilah kita mensyukuri kelelahan kita sebagai seorang guru karena dengan syukur kita dijauhkan dari sifat ingkar terhadap nikmat Allah,membuat hati kita menjadi lapang dada dan bahagia Terhindar dari azab.Syukuri karena lelah yang baik itu bernilai ibadah. Lelah yang baik itu menghasilkan. Bersyukurlah,Allah pasti akan menambah nikmatNya.Semoga menginsfirasi. (HAKA)

Sabtu, 26 Mei 2018

39 Guru SD dan SMP Lombok Utara ditempa di Kawah Candradimuka selama 3 bulan.

Penutupan diklat Kepala Sekolah Lombok Utara

TANJUNG- Sebanyak 39 guru SD dan SMP se Kabupaten Lombok Utara, mengikuti In ke-2  calon kepala sekolah di Aula SMPN 1 Tanjung, Kamis 24 Mei 2018.

Penilaian telah dilakukan terhadap peserta diklat calon kepala sekolah mencakup aspek knowledge, attitude dan skills. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan pada setiap tahapan diklat, yakni In-Service Learning 1, On-the-Job Learning dan In-Service Learning 2. Sekarang ini merupakan penilaian aspek Skills. Implementasi penilaian skill dilakukan terhadap portofolio dan presentasi hasil yang dilakukan pada On-the-Job Learning.

Dalam sambutan diacara penutupan diklat Kepala LPMP NTB bapak Minhajul Ngabidin, S.pd M Si, mengajak para peserta untuk senantiasa berupaya meningkakan mutu sekolah dan profesionalisme Kepala Sekolah. Upaya ini tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah tersebut.
Sementara H.Karmin yang mewakili Kepala dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga Lombok Utara mengawali sambutanya dengan menceritakan pengalamanan semasa kecilnya mengikuti pagelaran wayang bapaknya yang merupakan seorang dalang terkenal di kota Solo. Pria yang sering dipanggil Haka ini mengisahkan sebuah cerita pewayangan versi Jawa, Gatotkaca dan Kawah Candradimuka.

Sejak kecil, Jabang Tetuka sudah menunjukkan keperkasaannya. Suatu waktu, dia “dijagokan” oleh para dewa untuk mengalahkan pasukan Raksasa. Saat itu Khayangan memang diserang dari berbagai penjuru, digempur habis-habisan oleh Kala Pracona dan ribuan pasukan tangguhnya. Jabang Tetuka hanya mampu menahan dan mengimbangi pasukan tersebut maka, Bayi Tetuka pun “ditempa” kesaktiannya dengan cara diceburkan ke dalam kawah Candradimuka. Para dewa kemudian melontarkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah tersebut. Maka muncullah Tetuka yang telah berubah menjadi wujud lelaki Remaja lengkap dengan senjata pusaka para dewa. Tetuka lalu dikenal dengan nama Gatotkaca, seorang ksatria Pringgadani yang kuat dan dapat terbang secepat kilat. Dengan senjata-senjata tersebut, Gatotkaca pun berhasil mengalahkan Kala Pracona. Dan menjadi Raja yang adil bijaksana dan rela berkorban demi rakyatnya.

Dari analogi ini, kepala sekolah digembleng, ditempa oleh LP2KS dan LPMP selama lebih dari 3 bulan sebagai cara untuk membuat mental kepala sekolah menjadi mental berjiwa besar yang bersenjatakan aspek knowledge, attitude dan skills sehingga dapat diandalkan dan diharapkan menjadi orang yang memiliki makna dan arti bagi bangsa dan negara, serta memberikan pengaruh yang positif bagi Implementasi Gerakan Kembali ke Khittah Pendidikan.
Di akhir sambutanya Haka berpesan pada peserta “Berikanlah seluruh tenaga dan pikiranmu untuk kemajuan  bangsa dan negara pada umumnya dan Lombok Utara pada khususnya”. (Haka)

Minggu, 13 Mei 2018

Bantu Almamater. Alumni 88 SMPN 1 Tanjung Bantu Adik Kelasnya.

Alumni 88 SMPN 1 Tanjung Berikan Penghargaan.

TANJUNG- Kepedulian alumni kepada sekolah, memang sering terlihat di berbagai sekolah. Misalnya saja, alumni SMPN 1 Tanjung Lombok Utara angkatan 88 yang masih peduli dengan sekolahnya. Para alumni memberikan bantuan ke sekolah mereka berupa penghargaan terhadap 3 guru pavorit dan pemberian hadiah kepada 10 besar peringkat dalam perolehan nilai Ujian Sekolah Sabtu (12/5)  dalam rangkaian pelepasan kelas IX angkatan ke-40.

Hadir dalam kegiatan itu koordinator alumni Dr.H.Aidy Furqon, M.Pd dan beberapa perwakilan alumni yang lainnya.
“ Ini merupakan langkah awal kepedulian kita dalam upaya pengembangan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah kita tercinta”, demikian ungkap koordinator alumni 88 ini.Selanjutnya mereka berjanji ingin berbuat banyak untuk sekolahnya. Beliau juga mengajak kepada adik-adik kelasnya ini untuk senantiasa mempelajari ilmu. “Barangsiapa menginginkan kesuksesan di dunia hendak ia meraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menginginkan kesuksesan di akhirat maka hendaklah ia meraihnya dengan ilmu”.

Hadir pula dalam acara ini Kepala Dinas Dikpora Lombok Utara yang diwakili H.Karmin selaku Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan. Dalam awal sambutannya pria yang sudah menghabiskan waktu 26 tahun di sekolah ini bercerita tentang pengalamannya yang tidak bisa dilupakan. Beliau terharu sekali pada saat mengikuti Bimtek Kurikulum, salah satu nara sumber yang sangat berapi–api memberikan bimbingan tiba tiba berhenti. Suasana jadi hening. Seluruh mata tertuju nara sumber ini berjalan diantara deretan kursi dan memberinya hormat salam seperti layaknya siswa SMP. Nara sumber itu berkata “ Ini guru saya”.
Di akhir sambutanya pria yang sengaja menggunakan baju seragam SMPN 1 Tanjung 23 tahun lalu ini mengatakan “ Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang berkah, dan salah satu untuk meraih itu dengan menghormati dan tawadu' lah dengan guru-gurumu”.

Dalam status Fbnya bendahara alumni 88 Muji Bidawati mengatakan “ Saya atas nama bendahara alumni 88 mengucapkan terima kasih untuk sahabat kecilku ,seperti yg selalu jadi semboyan kita, Mari berbagi untuk senyum manis mereka. Sekecil apapun kebaikan yang kita berikan akan sangat bermakna bagi mereka. Semoga ini menjadi ladang amal bagi kita semua ,sukses buat kita semua ,MERENTEN MENTEMPUR SOPOK ANGEN.
Semoga Menginsfirasi. ( HA KA )

Jumat, 06 April 2018

Literasi TIK memperkuat Gerakan Kembali ke Khittah Pendidikan Kabupaten Lombok Utara.

Keceriaan peserta Bimtek Literasi TIK Lombok Utara.


Bimbingan Teknis Pemanfaatan Jejaring TIK untuk Pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan Kebudayaan Pustekkom Kemdikbud. Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru Non TIK di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Materi yang disajikan dalam bimtek ini adalah Google Apps yang meliputi Chrome, Gmail, Drive, Doc dan Form. Materi yang lain berupamateri tentang pengelolaan blog untuk pembelajaran. Untuk menambah pengetahuan dalam  proteksi web, juga disajikan materi tentang internet sehat dengan aplikasi K9 Web Protection.

Materi ini memperkuat materi Gerakan Kembali ke Khittah Pendidikan pada aspek Pengembangan potensi peserta didik secara utuh melalui kegiatan  Literasi (membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara) dan Literasi TIK. Literasi TIK adalah Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat komunikasi dan atau jaringan dalam Mendefinisikan(Define), Mengakses(Access), Mengelola(Manage), mengintergrasikan(integrate), Mengevaluasi(evaluate), Menciptakan (create) and Mengkomunikasikan(communicate) Informasi secara baik dan legal  dalam rangka membangun masyarakat berpengathuan.

Bimtek ini dilaksanakan selama 3 hari tentunya ini sangat menguntungkan guru sebagai nilai tambah dalam kompetensi dibidang TIK. Semoga bimbingan teknis ini dapat menjadi langkah baik dalam memajukan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di Lombok Utara pada khususnya.
Berikut kesan dari peserta pelatihan:

“Kami banyak mempelajari hal-hal baru di bidang internet terutama terkait blog , google form dan sebagainya yang sangat bermanfaat untuk di terapkan pada pembelajaran nantinya. Ini sekaligus membuka wawasan kami tentang betapa penting dan bermanfaatnya TIK bagi dunia pendidikan dan kami sebagai guru khususnya. Satu kata, mantap”.

“Pelaksaan Bimtek pemanfaatan Jejaring TIK yang dilaksanakan oleh BALAIMEDIA.TV ini sangat sangat menyenangkan. Selain itu juga pelaksanaan Bimtek ini memiliki banyak manfaat terutama bagi guru guru yang tidak memiliki latar belakang TIK. Melalui kegiatan ini kami bisa mengetahui lebih banyak pengetahuan tentang istilah TIK seperti Goole Drive, Google Docs, dan Google Forms” (HA KA)

SD,SMP SMA dan SMK DI LOMBOK UTARA TELAH TERDATA DI PDSPK.

Penyerahan Peta Pendidikan Lombok Utara dari tim PDSPK
 kepada Plt Kepala Dinas Dikpora


Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal inibidang Pembelajaran, warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan pada tanggal 4 s/d 7 April 2018 mengadakan Validasi Data Kelembagaan untuk Output Layanan Data dan Informasi Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan yang di pimpin oleh Ibu Nurina Ramnita, ST dan ibu Nurjanah tersebut melibatkan 20 operator sekolah dan 5 operator Kabupaten Lombok utara tersebut langsung terjun ke SD,SMP,SMA dan SMA. Data yang diperoleh berupa fotho sekolah dan letak koordinat garis lintang dan bujur.
Kegiatan 3 hari tersebut di buka dan ditutup oleh Plt Kepala Dinas Dikpora Dr.Fauzan di aula dinas. Dalam sambutan penutupan tersebut bapak plt kepala Dinas menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim PDSPK beserta tim Operator dalam kerja kerasnya dari target 3 kecamatan ternyata bisa tuntas di semua kecamatan di Lombok Utara. Dengan demikian semua sekolah di Lombok Utara telah terdata letak koordinat lintang dan bujurnya, sehingga memudahkan kita mencari posisi Sekolah.
(HA KA)

Sabtu, 24 Maret 2018

KADIS DIKPORA LOMBOK UTARA BUKA OSN TINGKAT KABUPATEN DI SMPN 3 TANJUNG

Acara Pembukaan OSN Tingkat Kabupaten Lombok Utara  diadakan di Ruang Laboratorium SMP Negeri 3 Tanjung Sabtu 24 Maret 2018.Acara ini dibuka oleh Kadis Dikpora Kabupaten Lombok Utara Dr.Fauzan,MPd.Turut hadir  Kabid Dikdas Edy Suwarno,S.Pd,Kasie Kesiswaan,Kepala UPTD ,Pengawas Pendikan  SD/SMP  dan Guru Pendamping.
Dalam sambutannya  Kadis Dikpora Dr Fauzan, MPd mengatakan” kalian adalah orang yang terpilih dari tempatnya masing-masing.Hal itu patut disyukuri karena tidak semua siswa bisa hadir di sini.Kalian adalah wakil dari sekian ribu siswa yang ada di KLU.
Terkait dengan pelaksanaan OSN di SMP Negeri 3 Tanjung Orang nomor satu di Dinas Dikpora ini beralasan bahwa SMP Negeri 3 Tanjung pernah mewakili KLU dan Provinsi NTB pada ajang OSN tingkat Nasional.
“ Sekolah ini 2 kali mewakili olimpide sains tingkat Nasional.Mudah-mudahan sekolah lain bisa mengikuti dan ada di antara kalian yang bisa mewakili OSN tingkat nasional”, harapnya.
Selanjutnya Beliau menjelaskan tentang tujuan mempelajari sains baik sains sosial maupun sains IPA adalah untuk mendapatkan nilai-nilai bekerja keras karena hanya orang yang bersungguh-sungguhlah yang bisa sukses.Disamping itu masih menurut Beliau dengan belajar sains akan mendapatkan nilai ketekunan dan nilai kejujuran.
Di penghujung sambutannya Beliau memberikan tips /kunci sukses yaitu belajar,tekun,latihan,dan berdoa serta selalu berbakti kepada kedua orang tua dan guru.Tema yang diangkat dalam perhelatan tahunan ini adalah Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP Kabupaten Lombok Utara menjadi salah satu wahana Strategis untuk membentuk generasi yang selalu berusaha mengembangkan nalar,kreativitas dan kemampuan berfikir kritis.
Peserta OSN kali ini diikuti oleh siswa SD dan SMP yang terpilih dari seluruih sekolah yang ada di Kabupaten Lombok Utara. ( SUKRADI )

Kamis, 09 Maret 2017

PENGERTIAN DAN STANDAR SEKOLAH SEHAT, AMAN, RAMAH ANAK, DAN MENYENANGKAN



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang mengembangkan Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan. Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan sesungguhnya bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan karena beberapa sekolah sudah melaksanakan gerakan ini baik secara parsial maupun komprehensif dalam aktivitas kesehariannya.

Guna menyamakan persepsi tentang
Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan yang di dalamnya berisi  Standar Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan
A. Sekolah Sehat
1. Pengertian Sekolah Sehat
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung­kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis.  Jika hal ini dikaitkan dengan lem­baga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai seba­gai adalah lembaga pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani).

Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejah­teraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memung­kinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di luar sekolah.

2. Standar Sekolah Sehat
  1. Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki penghijauan yang memadai.
  2. Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan representatif.
  3. Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.
  4. Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu bergizi seimbang.
  5. Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak menyenangkan.
  6. Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kese­hatan (ventilasi/AC dan pencahayaan cukup). 
  7. Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepa­datan jumlah siswa di dalam kelas adalah 1: 2 m2.
  8. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran meme­nuhi standar kesehatan, kenyamanan dan keamanan.
  9. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur; timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa; peralatan perawatan gigi, unit gigi; contoh-contoh model organ tubuh, rangka torso dan lain-lain).
  10. Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1: 40.
  11. Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar) dan pengo­lahan  hasil kebun.
  12. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
  13. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
  14. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat
B. Sekolah Aman
1. Pengertian Sekolah Aman
Aman adalah situasi dimana seseorang bebas dari bahaya dan rasa takut. Dengan demikian, sekolah aman adalah lembaga pendidikan yang warganya bebas dari bahaya baik secara internal maupun eksternal.
Pada prinsipinya sekolah aman dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni aman secara jasmani (fisik) dan rohani (mental). Prinsip-prinsip sekolah aman dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti warganya bebas rasa takut dari segala ancaman keamanan sekolah, memiliki komitmen terhadap budaya aman, suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar warga sekolah positif, sadar terhadap resiko bencana, lingkungan fisik (gedung, halaman dan ruang, ruang kelas) dibangun dengan mempertimbangkan faktor keamanan warganya, memiliki rencana yang matang dan mampu sebelum, saat, dan sesudah bencana dan selalu siap untuk merespon pada saat darurat dan bencana terjadi, dan sebagainya.

2. Standar Sekolah Aman
  1. Bebas dari intimidasi dan tindak kekerasan (bullying) baik yang berasal dari dalam lingkungan  maupun luar lingkungan sekolah
  2. Bebas dari rasa sentimen yang bersifat suku,   agama ras antar golongan  (SARA).
  3. Bebas dari pengaruh narkotika, obat-obat terlarang dan zat-zat adaptif (narkoba), serta minum-minuman keras (miras).
  4. Bebas dari rokok dan asap rokok
  5. Bebas dari pornografi dan pornoaksi.
  6. Bebas dari pelecehan seksual baik dari dalam maupun dari luar sekolah.
  7. Bebas dari pemerasan baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
  8. Bebas dari rasa khawatir kehilangan sesuatu benda atau barang yang dibawa ke sekolah.
  9. Bebas dari pengaruh pemikiran yang tidak sesuai ajaran agama, budaya, dan nilai-nilai kehidupan sosial baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah.
  10. Aman dari bencana alam (gempa bumi dan tsunami, letusan gunung api, angin topan, banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan).Aman dari bencana non alam (wabah penyakit, mal praktik teknologi, kelaparan). Aman dari bencana sosial (kerusuhan sosial, konflik sosial).
  11. Aman dari praktik-praktik vandalisme (coret-coret yang tidak pada tempat selayaknya) dan kekerasan visual (terhindar dari penempelan gambar-gambar yang tidak edukatif di lingkungan sekolah.
  12. Memiliki sarana prasarana yang memadai yang menjamin rasa aman seluruh warga sekolah (seperti memiliki pagar dan pintu gerbang yang dapat dikunci, kaca jendela yang tidak mudah pecah, dll.).
  13. Memiliki aturan sekolah yang disepakati secara bersama-sama dan dapat ditegakkan dengan baik.
  14. Memiliki pendidikan pencegahan dan pengurangan resiko bencana.
  15. Memiliki petugas keamanan yang dapat melak­sanakan tugas dengan baik.
  16. Memiliki hubungan yang baik dengan kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, lembaga lain yang mendukung program keamanan sekolah.
C. Sekolah Ramah Anak
1. Pengertian Sekolah Ramah Anak
Ramah dapat dimaknai baik hati dan menarik budi pekertinya atau manis tutur kata dan sikapnya. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga pendidikan, maka Sekolah Ramah Anak dapat dimaknai sebagai sekolah yang menjunjung tinggi hak-hak anak sebagai pribadi yang harus didik dengan perasaan dan budi pekerti yang baik.
Prinsip dari sekolah ramah anak adalah menjadikan kepentingan dan kebutuhan siswa sebagai pertimbangan utama dalam menetapkan setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh pengelola dan penyelenggara pendidikan.
Dengan demikian, Sekolah Ramah Anak harus menghor­mati hak siswa ketika mengekspresikan pandangannya dalam segala hal khususnya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, sehingga siswa merasa nyaman dan menyenangkan dalam proses belajar di sekolah. Selain itu, sekolah ramah anak harus menjamin kesempatan setiap siswa untuk menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, agama, jenis kecerdasan, dan latar belakang orang tua.
Sekolah Ramah Anak juga harus mempertimbangkan situasi sekolah yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin; memenuhi; menghargai hak-hak dan perlindungan siswa dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak wajar lainnya, serta menjamin keikutsertaan siswa dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan siswa dalam menempuh pendidikan.

2. Standar Sekolah Ramah Anak
  1. Setiap siswa dapat menikmati haknya dalam pendi­dikan tanpa diskriminasi berdasar­kan disabilitas, gen­der, suku bangsa, jenis kecerdasan, agama dan latar belakang orang tua.
  2. Setiap siswa memiliki kebebasan mengekspresikan pandangan­nya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya.
  3. Memiliki kurikulum dan metode pembelajaran yang ramah bagi siswa (student centred teaching) dengan mengutamakan nilai-nilai kecintaan, kasih sayang, empatik, simpatik, keteladanan, tanggung jawab, dan rasa hormat pada siswa.
  4. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang mampu memfasilitasi bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa.
  5. Memiliki lingkungan dan infrastruktur sekolah yang aman, nyaman, bersahabat, sehat, dan bersih, hijau, dengan konstruksi bangunan yang memenuhi SNI.
  6. Memiliki program kerja sekolah yang mempertim­bangkan aspek pertumbuhan kepribadian siswa.
  7. Memiliki program kerja keselamatan siswa sejak dari rumah ke sekolah dan/atau keselamatan di sekolah.
  8. Setiap warga sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap resiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan (bullying) dan ancaman lainnya terhadap siswa.
  9. Melibatkan partisipasi siswa pada semua aspek kehi­dupan sekolah dan kegiatan sekolah.
  10. Tersedianya organisasi kesiswaan yang berorintasi pada perkembangan dan karakter siswa.
  11. Terciptanya kerja sama yang harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
  12. Menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan penegakkan aturan sekolah.
D. Sekolah Menyenangkan
1. Pengertian Sekolah Menyenangkan
Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian, sekolah menye­nang­kan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya bagaimana membuat peserta didik betah ke sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik.
Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian? Karena ketika prinsip-prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah.

Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga sekolah untuk mengeks­presikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu karena sekolah memberi ruang bagi perkembangan warga sekolah, terutama peserta didik.  sehingga mereka tidak terasing dari sekolah tersebut.

2. Standar Sekolah Menyenangkan
  1. Siswa menikmati belajar di sekolah
  2. Guru menikmati mendidik di sekolah
  3. Siswa tertantang dengan kegiatan kegiatan di sekolah
  4. Siswa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi semata
  5. Siswa mempelajari ketrampilan dan tidak hanya fakta-fakta ketrampilan
  6. Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas sekolah
  7. Cukup atmosfer inklusif dimana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa
  8. Isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah di diskusikan secara terbuka dan positif
  9. Kemampuan untuk berfikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa
  10. Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan
  11. Aspek-aspek seperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif
  12. Guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama
  13. Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
  14. Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia tehnologi pendidikan
  15. Harapan yang tinggi juga di sematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.
  16. Kepala Sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
  17. Siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain.
  18. Sekolah terbuka hal-hal diluar dugaan (yang positif).
  19. Siswa diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah.
  20. Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapanpun, dimanapun dan hanya sebagian yang perlu dilakukan di dinding sekolah.
  21. Komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan masyarakat).
  22. Proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai fariasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.
  23. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadab sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampak penting.
  24. Hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah kefase hidup berikutnya.
  25. Resepsionis, Guru, Petugas Kebersihan dan seluruh staf sekolah tersenyum terhadap orang tua dan pengunjung sekolah.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.
(http://ainamulyana.blogspot.com/2016/03/pengertian-dan-standar-sekolah-sehat.html)